Rubrik
Berapa tahun silam Covid-19 menjadi sorotan seluruh dunia. Dirasakan juga oleh salah satu narasumber kita yaitu Bapak Iswanto yang berasal dari Magelang Jawa Tengah. Dampak dari covid-19 tidaklah main-main.
Awalnya Bapak Iswanto adalah seorang pegawai di salah satu perusahaan ternama yaitu Qatar Petroleum di Timur Tengah. Kemudian memutuskan untuk resign pada 2016 karena urusan keluarga. Setelah itu, memutuskan untuk membuka berbagai usaha, namun sayang sekali harus menemui kasus Covid-19 yang membuat usahanya sangat menurun.
Dengan niat & Ikhtiar, Bapak Iswanto memutuskan untuk bergabung dengan Kemitraan kami dengan menjadi peternak puyuh. Telah dirasakan sendiri oleh Bapak Iswanto bahwa beternak puyuh ini sangatlah menguntungkan meski saat Covid-19.
Pasca Covid-19, Peternakan puyuh tetaplah menjadi usaha yang tetap dijalankan Bapak Iswanto karena tetap stabil di pasaran. Sehingga, Bapak Iswanto sangat senang memilih jalan menjadi seorang peternak puyuh.
Berdasarkan kisah Bapak Iswanto diatas, kita dapat memetik pesan moral bahwa apapun yang kita lakukan dengan niat dan bersungguh-sungguh maka akan membuahkan hasil. Meski dengan memulai usaha dengan caranya masing-masing. Oleh sebab itu, Bapak Iswanto meyakini bahwa semua yang telah dilakukan adalah Qodarullah dan asal dengan niat yang baik
Bukanlah hal yang tidak mungkin menjadi sukses meski menikah muda. Sosok inspiratif kali ini adalah Ibu Tentrem dan Suami yaitu Bapak Haryono. Kedua peternak sukses ini berasal dari karang Sidorejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta telah membuktikannya.
Meski telah menikah diusia muda, bukan jadi salah satu penghalang untuk menjadi sukses.
Sejak memutuskan untuk menikah muda, mereka sepat bingung akan kerja apa dan dimana. Alasan utamanya karena tidak memiliki ijazah yang cukup tinggi dibandingkan dengan orang-orang diluar sana. Walaupun sedih, Ibu Tentrem dan Bapak Haryono tidak menjadikan akhir dari segalanya, mereka malah menjadikan hal tersebut sebagai pemicu untuk lebih semangat lagi menjadi sukses.
Dengan tekad yang bulat, akhirnya Ibu Tentrem dan Bapak Haryono memutuskan untuk bergabung menjadi peternak puyuh. Dengan modal yang tidak banyak, mereka dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Kini mereka telah berhasil untuk memiliki Peternakan Puyuh Petelur dengan populasi yang besar.
Semoga dengan video ini pemirsa bisa termotivasi dan terinspirasi sosok Beliau, karena Beliau juga memulai usaha ini tidak dengan modal besar, hanya dengan modal kecil seadanya tapi sekarang usahanya sudah luar biasa.
Bapak Agus Setiawan yang berasal dari Magelang Jawa Tengah ini, kini adalah seorang pengusaha sukses pemilik Peternakan Puyuh.
Sempat mencoba untuk mendapatkan peruntungan di Korea Selatan selama bertahun-tahun menjadi TKI dan sudah merasa lelah dengan pekerjaan tsb, akhirnya Pak Agus memutuskan kembali ke Indonesia. Saat itulah pak Agus terpuruk dan bingung mencari pekerjaan. Akhirnya ia mulai bangkit kembali dan mencoba peruntungannya bergabung dengan Guyubingmanah dan memilih banting setir ke dunia peternakan.
Meski saat awal bergabung menjadi peternak puyuh populasinya hanya 4.000 ekor puyuh dengan lahan seadanya, kini sudah menjangkau populasi yang luar biasa yaitu 15.000 ekor dan rencananya masih akan terus bertambah. Dari beternak Pak Agus sangat merasa bangga atas usahanya, karena selain memiliki usaha sendiri, dalam sebulan omzetnya bisa mencapai lebih dari Rp200 juta.
Selain keuntungan yang didapatkan dari hasil peternakan tsb, Pak Agus juga tidak melewatkan peluang yang menggiurkan mengenai pengolahan KOHE (Kotoran Hewan). Dalam perawatan Puyuh, kotoran yang dihasilkan setiap harinya harus dibuang agar tidak meninggalkan bau, Pak Agus sendiri pandai dalam mengolah KOHE (Kotoran Hewan) menjadi pakan ikan hingga mendapatkan keuntungan yang lumayan.
Bagaimana, sangat inspiratif bukan? Memang banyak yang mengatakan tidak semua orang punya bakat jadi pengusaha, namun menilik dari kisah di atas, dapat disimpulkan bahwa kesuksesan merupakan hasil dari kerja keras dan niat, bukan murni dari bakat.
Semoga kisah-kisah inspiratif Bapak Agus Setiawan sang peternak sukses di atas dapat kamu petik hikmahnya dan menjadi suatu motivasi bagimu untuk mencoba sendiri terjun di dunia usaha terutama peternakan yang tak ada batasnya ini. Semoga kamu pun bisa menjadi sukses seperti Bapak Agus Setiawan.
Bapak Sugiyanto pensiunan dosen Biologi Universitas Gajah Mada sudah 8 tahun memelihara Puyuh. Sebelum beternak Puyuh, bapak Sugiyanto sudah mencoba berbagai usaha. Selain untuk mengisi kegiatan harian, ternyata hasil Puyuh cukup menjanjikan. Saat ini beliau mempunyai populasi 10.000 ekor Puyuh petelur.
Sebagai ahli di bidang biologi, beliau menyatakan bahwa perawatan harian Puyuh terbilang mudah, pembersihan kotoran secara rutin setiap hari dan sediakan tempat pembuangan khusus. Kotoran Puyuh bernilai ekonomis dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Bagi Anda yang ingin beternak Puyuh, segera hubungi koordinator wilayah Anda.